BANDUNG (DP)–Bikers Brotherhood MC (BBMC) hari Sabtu (20/2) berduka cita atas wafatnya salah satu member BBMC yakni Tegep Oktaviansyah di usianya yang ke 44 tahun. Bikers yang akrab disapa Kang Tegep ini meninggal dunia sekitar pukul 18:00 WIB di Bandung.
Bikers Berduka
Sebagai seorang pengusaha dan juga tokoh bikers, rasa kehilangan tidak hanya dirasakan oleh keluarga besar H. Tegep, tapi juga komunitas sepeda motor.
Sebagai seorang pengusaha dan juga tokoh bikers, rasa kehilangan tidak hanya dirasakan oleh keluarga besar H. Tegep, tapi juga komunitas sepeda motor.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu Perdana Menteri Ahooy Geboy,
Jhody Bejo. Ahooy Geboy sangat kehilangan sosok bikers yang ramah.
Bahkan salah satu atribut resmi Ahooy Geboy merupakan buatan H.Tegep.
“Kami atas nama Ahooy Geboy turut berbelasungkawa, atas wafatnya kang
H.Tegep, semoga amal ibadah beliu diterima di sisi Allah SWT,” ucap
Jhody.
“Kami sangat kehilangan sekali dan tidak menyangka, kenangan beliau
buat Ahooy Geboy, dibuatkannya rompi Ahooy Geboy yang didesain oleh
beliau dengan hasil yang sangat memuaskan,” pungkas Jhody.
hampir 3 bulan sudah alm kang Tegep sudah tiada. Semoga Almarhum diterima iman islamnya, Amin
Hari ini JAKARTA,
(PR).- Imam Masjid Istiqlal, Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub menghadap
Ilahi, setelah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Hermina, Kamis
28 April 2016. Tak ada yang menyangka dan tak menduga begitu cepat
beliau dipanggil-Nya.
Tidak hanya kalangan ulama dan para santrinya yang merasa sangat kehilangan, tapi ini juga kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.
Tak banyak yang tahu bahwa Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub, baru saja berulang tahun. Pria yang baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal ini, terhitung tanggal 2 Maret lalu genap berusia 64 tahun. Dengan kata lain, beliau telah melampaui usia Nabi. Hal yang tentu patut disyukuri tidak hanya oleh beliau dan para santrinya, tapi juga umat Islam Indonesia yang diberi anugerah oleh Allah salah satu putra terbaik bangsa ini.
Selama 64 tahun perjalanan hidup beliau, banyak yang sudah dicapai dan diraihnya. Pakar hadis terkemuka Indonesia ini telah banyak meninggalkan jejak dan tinta emas. Pak Kiai–begitu para santrinya biasa memanggil–merintis karier keulamaannya sejak menjadi pengasuh Pesantren al-Hamidiyyah Depok, lalu mendirikan Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darussunnah di Ciputat, Tangerang Selatan.
Keulamaan dan kecendekiaan beliau terus menyita perhatian publik ketika beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komisi Fatwa MUI Pusat. Dan, puncaknya saat beliau diangkat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal oleh Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni. Posisi beliau sebagai imam besar ini pulalah yang mengantarkan beliau untuk mendampingi Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat berkunjung ke Masjid Istiqlal beberapa waktu lalu.
Ada yang unik dari sosok beliau. Tiap kali menempati amanah tertentu, beliau selalu disukai oleh media. Singkatnya, beliau dapat dikatakan sebagai media darling. Tak heran bila sosoknya selain pikiran-pikiran segarnya, selalu menghiasi media massa, baik cetak, elektronik, maupun media online. Beliau juga di antara sedikit ulama yang rutin diundang dalam acara Indonesia Lawyers Club di salah satu televisi nasional.
Ternyata tugas dan amanah yang beliau emban di ruang publik, tak serta-merta melupakan tugas beliau sebagai pengasuh International Institute for Hadith Sciences Darussunnah, yang mempunyai cabang di Malaysia. Terbukti mahasantri dari pesantren yang diasuhnya selalu langganan menjadi lulusan terbaik di kampus-kampus tempat mereka berkuliah, seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.***
Referensi : http://www.pikiran-rakyat.com/
kenapa saya angkat dua tokoh yang sangat berpengaruh di dunia nya masing masing? ini adalah pelajaran buat kita apa pun aktifitas kita, hoby kita, apa pun itu tak ada yang abadi semua akan kembali kepada-Nya.
yang jadi Biker? jadilah Biker yang santun dan tidak melupakan kewajiban selaku umat islam, shalat dan jadilah Biker yang jadi contoh buat biker lain seluruh dunia, berdakwahlah sesuai dunia mu.
Bukan masalah kapan kita akan meninggal? tapi apa yang sudah kita persiapkan ketika waktu nya tiba. Simple tapi Hijrah nya luar biasa susah, karean kalau waktunya tiba tak memandang usia, jabatan, status sosial.
Semoga Mantan Biker dan Mantan Imam Mesjid ini diterima Iman Islam nya dan keluarga yang ditinggakan diberikan kesabaran. Amin ..amin ya robal'alamin.
AMBIL LAH PELAJARAN DARI DUA KISAH INI ...
Tidak hanya kalangan ulama dan para santrinya yang merasa sangat kehilangan, tapi ini juga kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.
Tak banyak yang tahu bahwa Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub, baru saja berulang tahun. Pria yang baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal ini, terhitung tanggal 2 Maret lalu genap berusia 64 tahun. Dengan kata lain, beliau telah melampaui usia Nabi. Hal yang tentu patut disyukuri tidak hanya oleh beliau dan para santrinya, tapi juga umat Islam Indonesia yang diberi anugerah oleh Allah salah satu putra terbaik bangsa ini.
Selama 64 tahun perjalanan hidup beliau, banyak yang sudah dicapai dan diraihnya. Pakar hadis terkemuka Indonesia ini telah banyak meninggalkan jejak dan tinta emas. Pak Kiai–begitu para santrinya biasa memanggil–merintis karier keulamaannya sejak menjadi pengasuh Pesantren al-Hamidiyyah Depok, lalu mendirikan Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darussunnah di Ciputat, Tangerang Selatan.
Keulamaan dan kecendekiaan beliau terus menyita perhatian publik ketika beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komisi Fatwa MUI Pusat. Dan, puncaknya saat beliau diangkat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal oleh Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni. Posisi beliau sebagai imam besar ini pulalah yang mengantarkan beliau untuk mendampingi Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat berkunjung ke Masjid Istiqlal beberapa waktu lalu.
Ada yang unik dari sosok beliau. Tiap kali menempati amanah tertentu, beliau selalu disukai oleh media. Singkatnya, beliau dapat dikatakan sebagai media darling. Tak heran bila sosoknya selain pikiran-pikiran segarnya, selalu menghiasi media massa, baik cetak, elektronik, maupun media online. Beliau juga di antara sedikit ulama yang rutin diundang dalam acara Indonesia Lawyers Club di salah satu televisi nasional.
Ternyata tugas dan amanah yang beliau emban di ruang publik, tak serta-merta melupakan tugas beliau sebagai pengasuh International Institute for Hadith Sciences Darussunnah, yang mempunyai cabang di Malaysia. Terbukti mahasantri dari pesantren yang diasuhnya selalu langganan menjadi lulusan terbaik di kampus-kampus tempat mereka berkuliah, seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.***
Referensi : http://www.pikiran-rakyat.com/
kenapa saya angkat dua tokoh yang sangat berpengaruh di dunia nya masing masing? ini adalah pelajaran buat kita apa pun aktifitas kita, hoby kita, apa pun itu tak ada yang abadi semua akan kembali kepada-Nya.
yang jadi Biker? jadilah Biker yang santun dan tidak melupakan kewajiban selaku umat islam, shalat dan jadilah Biker yang jadi contoh buat biker lain seluruh dunia, berdakwahlah sesuai dunia mu.
Bukan masalah kapan kita akan meninggal? tapi apa yang sudah kita persiapkan ketika waktu nya tiba. Simple tapi Hijrah nya luar biasa susah, karean kalau waktunya tiba tak memandang usia, jabatan, status sosial.
Semoga Mantan Biker dan Mantan Imam Mesjid ini diterima Iman Islam nya dan keluarga yang ditinggakan diberikan kesabaran. Amin ..amin ya robal'alamin.
AMBIL LAH PELAJARAN DARI DUA KISAH INI ...